MELAWAN BAHASA PATRIARKI
Penulis: Ni Putu Sri Pratiwi
Detail: 13x19cm, 100 halaman, Bookpaper, Soft Cover
Jika bahasa sendiri telah menjadi wahana komunikasi yang tak netral, mungkinkah tujuan komunikasi terwujud? Ahli bahasa telah jauh-jauh hari mengungkap ketidakadilan dalam bahasa itu sendiri, tepatnya bias-bias gender di dalamnya. Hal ini menjadi perhatian Luce Irigaray sekaligus berupaya ia carikan solusinya. Irigaray “secara tidak sengaja” mempelopori aliran baru feminisme, yakni feminisme posmodern. Perbedaan utama aliran ini dibandingkan berbagai aliran feminisme sebelumnya adalah fokus dan domain mereka pada ranah teks berikut bahasa.
“Buku ini dengan sangat baik menguraikan intisari pemikiran Luce Irigaray yang dikaitkan dengan kondisi yang dialami perempuan di masa sekarang. Penulis dalam bukunya tidak hanya memaparkan hasil penelitian dan menyimpulkan pemikiran feminisme postmodern Luce Irigaray terhadap aksi pembebasan bahasa patriarki” (Fitra Ningsih, International Student Ambassador University of Western Australia)
“Publikasi skripsi ini dalam format buku kiranya perlu dilakukan mengingat masih minimnya referensi mengenai pemikiran feminisme postmodern Luce Irigaray di tanah air.” (Wahyu Budi Nugroho, Sosiolog Universitas Udayana, Direktur Sanglah Institute).