Penulis: Bima Satria Putra
Penerbit: Pustaka Catut
122 Halaman
Historiografi Maluku biasa berpusat pada kekuasaan Ternate-Tidore atau kolonialisme Eropa. Sulit untuk menemukan bagaimana daerah-daerah pinggiran di Maluku memainkan peranannya dalam perdagangan, agama, demografi dan pertukaran politik dengan wilayah yang lebih luas. Naskah ini, kebalikannya, adalah sebuah “sejarah anarkis”, yang mencermati ruang non-negara di Maluku, atau kawasan Indonesia timur yang diperluas, yang masyarakatnya tetap menggunakan tradisi dan norma politik lokal. Ruang non-negara ini disebut Dunia Alifuru.
Alifuru menjadi anarkis bukan karena mereka itu terlalu bodoh untuk dapat membentuk negara. Alifuru menjadi anarkis juga tidak sesederhana mereka terlalu jauh dari jangkauan layanan dan kekuasaan pemerintah. Alifuru adalah anarkis karena masyarakatnya dicirikan relatif setara; pengambilan keputusan konsensus; dan ketiadaan lembaga politik yang terpusat. Lebih jauh lagi, karena mereka terus berjuang untuk otonomi dan bahkan selalu berupaya mencegah negara muncul dari dalam masyarakat mereka. Ini artinya Alifuru adalah anarkis yang aktif dan sadar. Menjadi Alifuru adalah pilihan politik.